Pages

Tuesday, April 14, 2009

Fetish-fetish dalam Anime-Manga

Sebelum membaca artikel ini, saya peringatkan satu hal, artikel ini akan membahas mengenai fetish seksual dalam kacamata psikologi. Isinya mungkin lebih cocok untuk orang dewasa dan weaboo otaku.





Kalau anda penikmat anime/manga mungkin anda mau membaca artikel ini untuk menambah pengetahuan anda mengenai fetish seksual yang tersebar di produk animasi dan manga Jepang dan bisa membuat anda membayangkan betapa kontradiktif dan uniknya sudut pandang masyarakat Jepang terhadap seksualitas.


Pertama apa sih yang dimaksudkan fetish?
Secara gamblang, kita bisa mengatakan bahwa fetish adalah suatu perilaku penyimpangan seksual dimana orang tersebut mengalami perasaan horny karena sebab-sebab yang tidak umum. Definisi ini adalah definisi terumum, karena dalam psikologi kita mengenal lagi yang namanya fetishme, definisinya lebih sempit karena menekankan pada rangsangan dan gairah pada benda mati. Nah, di Jepang sendiri kita mengenal adanya tiga gelombang besar dalam fetish seksual yang tidak terlalu jauh beda dengan p0rn0grafi, pertama adalah heterosexual yang bernama Ero singakatan dari Erotika), di luar Jepang, fetish p0rn0grafi ini lebih terkenal dengan label Hentai.

Orang Jepang umumnya lebih sering menyebut anime p0rn0 sebagai ero, sedangkan orang di luar Jepang sebagai hentai. Hentai menjadi genre yang banyak ditemukan di game visual novel. Tapi tidak semua game Hentai memiliki cerita sampah.
Memang ada game-game sampah, tapi ada juga game-game yang memiliki konten hentai, tapi memiliki cerita luar biasa hebat, contohnya adalah visual novel sukihime dan Fate/Stay Night yang dikeluarkan Type Moon.

Fetish kedua adalah fetish homoerotic yang dibagi lagi menjadi dua, dibagi antara hubungan antara sesama laki-laki (Boys Love) dan sesama?perempuan (Girls Love). Yang softcore diberi nama shonen-ai dan shoujo ai. Yang hardcore umumnya diberi label yaoi dan yuri. Dalam kedua “aliran” fetish tersebut, bisa kita temukan lagi sub-fetish, atau lebih tepatnya, sub-genre, secara gamblang bisa dikatakan variasi, antara lain:
  • BDSM: Bondage Sadomasochist, fetish seksual dalam bentuk penyiksaan terhadap pasangan seksual.
  • Bestality: fetish seksual karena hewan, kayanya ngga usah dibahas deh.
  • Bara: fetish seksual dalam bentuk tubuh fisik yang berotot, umumnya berkisar hubungan seks antara cowo-cowo berotot six pack.
  • Bear: fetish seksual dalam bentuk laki-laki gemuk non-six pack.
  • Guro: sadisme, penyiksaan berdarah-darah yang eksplisit dan keji.
  • Furry: fetish seksual antara manusia setengah binatang.
  • Futanari: fetish seksual pada cewek berpenis. Pernah dengar dickgirl? Shemale? Transgender? That’s them.
  • M-Preg: Singakatan dari male pregnancy. Laki-laki hamil, lebih umum muncul di fanfiction.
  • Lolicon: Lolita complex, fetish menyukai anak kecil perempuan?yang imut-imut.
  • Shotacon: Shota complex, fetish menyukai anak laki-laki yang imut-imut. Singkatnya, kedua fetish ini ditujukan untuk pedofil.
  • Item: Fetish pada s*xual toys. * dan lain-lain…

Dalam hubungan homoerotic tersebut, ada lagi konsep bernama seme-uke. Kalau dalam istilah dunia gay adalah top-bottom. Seme adalah sosok maskulin dan uke adalah sosok feminin. Jung pernah mengatakan konsep anima dan animus, pada dasarnya di dalam diri tiap manusia adalah sifat perempuan dan laki-laki.
Dalam manga-manga yaoi, cowok uke digambarkan sebagai cowok tipe lembut, tapi tidak melulu disamakan dengan banci atau waria. Mereka memang sengaja difemininkan

Bagaimana mengenali kalau dalam suatu animanga ada potensi menjadi cerita berbau-bau homo? Mudah saja, lihat saja pemeran utamanya, apakah dia laki-laki atau perempuan. Apakah dia memiliki karakteristik sebagai orang lembut atau ada karakter lain yang lebih maskulin dari dia?
Contoh paling gampang dari anime populer saat ini adalah Naruto. Siapa sih yang tak kenal Naruto? Pemeran utama dari serial Naruto adalah Naruto Uzumaki, seorang ninja periang, optimis, berambut kuning. Dia memiliki sahabat bernama Sasuke yang digambarkan sebagai cowok dingin, cool, dan merupakan saingan Naruto.

Fandom sendiri bisa diartikan sebagai kumpulan fans-fans yang memiliki kesukaan tertentu pada suatu cerita. Fandom identik dengan memasangkan satu karakter dengan karakter lainnya. Misalnya pada Harry Potter ada penggemar pairing Harry/Hermione, atau mungkin penggemar pairing Harry/Ginny, dan lain-lainnya.

Disinilah gilanya fandom Jepang. Walau di anime Naruto banyak karakter-karakter perempuan yang potensial jadi pasangan pairing Naruto (tipikal cerita boy meets girl), tapi ujung-ujungnya Naruto dipasangkan sebagai pairing yaoi untuk Sasuke.
Di internet anda tinggal menulis “SasuNaru” untuk menemukan ribuan fandom yang memuja pasangan ini.
Dan entah kenapa, perkembangan cerita Naruto tampaknya memang mengisyaratkan
bahwa mereka berdua menjadi pasangan utama dalam cerita tersebut.

Unsur-unsur homoerotic sebetulnya merupakan hal umum di Jepang. Jika anda jeli, sebetulnya nyaris seluruh produk anime/manga yang bertebar di pasar pasti memiliki hubungan homoerotic, baik secara eksplisit maupun implisit.

Salah satu komik dengan fetish paling lengkap adalah Card Captor Sakura. Manga ini adalah hasil goresan Clamp dan merupakan sebuah manga dengan konsep magic girl yang cukup unik dan menjadi sangat populer pada tahun 1999.

Tapi jika dilihat lebih dalam lagi, maka kita bisa menemukan fetish-fetish berikut:
- Lolicon (pemeran utama seorang anak SD super imut, Sakura Kinomoto),
- shonen-ai (kakak laki-laki Sakura, Touya?memiliki “pacar” cowok bernama Yukito),
- oedipus (ada satu karakter anak laki-laki bernama Eriol yang pacaran ama orang dewasa di akhir ceritanya)
- Shoujo-ai (teman sakura, Tomoyo berharap Sakura memikirkan dia lebih dari teman),
- asexual (ada dua karakter yang tidak memiliki kelamin).

Anda ingat doujinshi?
Anda tentu tahu kalau artis-artis amatir biasanya menjual karya manga mereka secara indie, dan umumnya mereka memakai karakter dari anime/manga yang dimiliki oleh hak cipta artis lain. Umumnya produk doujinshi mereka memiliki konten pornografik, dan menggambarkan hubungan seksual antara karakter dari cerita tertentu. Memang pelanggaran hukum, tapi tampaknya penerbit jepang membiarkan saja, karena banyak mangka jepang yang terkenal mulai berkarir dari doujin-ka. Keberadaan doujinshi sendiri memberi indikasi bahwa manga tersebut sedang populer. Manga yang tidak populer dan sedikit fans akan lebih sedikit memiliki doujinshi.

Di internet sendiri, popularitas fandom dan fetish-fetish-nya dipopulerkan oleh kehadiran imageboard atau lebih sering disingkat /b/. Seperti namanya, imageboard merupakan tempat untuk bertukar gambar. Situs www.4chan.org merupakan salah satu imageboard yang memiliki trafik terpadat di dunia. Di situs ini orang secara anonim meminta pengunjung lain untuk bertukar gambar, mulai dari gambar wallpaper, foto, pemandangan, sampai pornografi. Selain itu ada juga situs www.anonib.com, situs ini mengumpulkan berbagai genre dan tidak melulu pornografi.

Sumber : salah satu thread di situs www.indoanime.net

1 comment:

  1. Saya rasa, fetish2 yang anda bahas ini... lebih ke ... kecenderungan kesukaan ... pembaca ya
    atau fandom
    Fetish yang lebih 'fetish' sepertinya seperti yang ada di Love and Collage manga

    ReplyDelete