Pages

Tuesday, March 8, 2011

About Otaku - Fanatic fan's of anime n manga - Nothing wrong become an otaku

Sebagian dari kita pasti pernah mendengar kata otaku. Bagi yang belum tau ataupun belum pernah mendengar, berarti anda wajib membaca sedikit kilasan tentang otaku.

Otaku adalah kata yang berasal dari bahasa Jepang. Pada awalnya otaku tidak identik dengan anime ataupun manga.
Otaku (おたく) adalah istilah dalam bahasa Jepang yang digunakan untuk menyebut orang yang betul-betul menekuni hobi (cinta akan hobinya) atau kata ganti orang kedua yang paling sopan dalam bahasa Jepang yang baku (sama seperti kata "Anda" dalam bahasa Indonesia)

Istilah otaku kemungkinan besar berasal dari percakapan antar penggemar anime yang selalu menyapa lawan bicara dengan sebutan Otaku (お宅, Anda?) yang merupakan bentuk paling sopan untuk kata ganti orang kedua dalam bahasa Jepang. Pada perkembangan selanjutnya, istilah otaku ditulis dengan aksara katakana otaku (オタク?) atau wotaku (ヲタク?) untuk membedakan istilah slang dengan kata ganti orang kedua dalam bahasa Jepang baku.
(Sumber: Wikipedia)
Namun jika dilihat dari unsur katanya, taku (たく) berarti rumah secara harafiah. Jadi seorang otaku adalah orang yang selalu menetap di rumah dan jarang bersosialisasi dengan orang sekitar tetapi lebih akrab kepada orang-orang di dunia anime/manga, video games, dan dunia maya (internet).

Nah, karena istilah Otaku sudah ter-asimilasi dengan dunia Anime dan Manga, maka sekarang sebutan Otaku identik dengan penggiat fanatik/maniak (menurut saya) terhadap Anime dan Manga.
Salahkah menjadi seorang Otaku? 
Tergantung dari bagaimana seorang otaku bersikap/bertingkah laku dan bagaimana anda memandang mereka. Otaku juga sering kali identik dengan penggiat video games.


Jika di Indonesia, jenis Otaku yang sering kita lihat adalah orang-orang yang MENGERTI SELALU / UP TO DATE akan perkembangan manga ataupun anime yang ada di Jepang sana. Level - level otaku di Indonesia biasanya hanya sebatas mengoleksi OST - OST Anime, film-film anime, sejumlah manga, action figure, poster, dan majalah anime. Belakangan ini otaku Indonesia juga diramaikan oleh sejumlah cosplay di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, Surabaya (yang saya pernah tau)
Otaku di Indonesia juga sangat lekat dengan orang IT (menurut survei personal :D ) karena hampir sebagian besar sumber anime / manga diperoleh dari internet dan komunikasi mereka lewat forum-forum atau chatting client yang notabene hanya orang "melek teknologi" yang umumnya terbiasa dengan hal tsb.


Dibalik semua itu, ternyata di Jepang sendiri Otaku dibagi menjadi 3 kategori

  1. HIKKIKOMORI
  2. NIJIKON
  3. OTAKU itu sendiri
Untuk seseorang yang  bisa disebut suka mengisolasikan diri dari kehidupan sosial, akan jauh lebih  tepat disebut sebagai Hikkikomori. Hikkikomori lebih mengarah ke sifat umum. Jadi sebenarnya, Hikkikomori tidak hanya terobsesi dengan anime/manga. Hikkikomori memilih untuk menghabiskan waktunya di dalam rumah.

Sedang Nijikon, pada dasarnya lebih cenderung kearah kaum pria. Mengingat nafsu seorang pria jauh lebih besar dibanding wanita. Pria nijikon akan jauh lebih menyukai anime/manga yang ‘moe’ macam K-On, After Clanned Story, Love Hina, dll. dibanding anime/manga mainstream macam Naruto, Bleach, dan OnePiece.
Untuk kaum pria Nijikon memiliki ciri kurang lebih seperti ini, (diambil dari persepsi blog: amyragreat.wordpress.com)
  • Seorang Nijikon akan menghabiskan waktunya dengan membaca anime/manga, berkumpul dengan orang-orang sehobi, dan memainkan game bergenre bishojo/dating-sim/hentai.
  • Mau menghabiskan uangnya untuk merchandise tokoh favorit seperti action figure, poster, artbook dengan jumlah berlebih.
  • Mengaku waifu (istri-red) dari salah satu tokoh anime.
  • Lebih menggemari tokoh anime wanita 2D (wanita anime/manga) dari pada yang 3D (real)
Untuk kaum wanita Nijikon,
Menghubungkan nama real dengan nama tokoh anime pria favorit. Seperti contoh di facebook, seorang wanita nijikon bernama asli Karina mengaku suka dengan tokoh Kurosaki Ichigo dan mengubah namanya menjadi Kurosaki Karen (mengubah nama Karina menjadi berbau jepang) dan lain sebagainya.

Agak freak mungkin? Tergantung bagaimana anda memandang. Tapi menurut pengamatan si empunya blog dan juga saya sendiri, belum menemukan orang-orang macam ini di Indonesia. Semoga belum :p

Seorang Otaku yang menurut saya di dalam batas wajar, adalah sah - sah saja dan tidak aneh ataupun salah. Namun, jika anda menjadi otaku seperti yang pernah saya liat dan baca-baca di Jepang sana, seperti contoh sebagai berikut (dengan gambar):

Nah itu sudah tidak wajar.. hehe
Jika hanya sekedar cosplay, suka membicarakan anime dan manga, suka menonton, membaca, mendengarkan OST - OST anime (serta mengoleksinya) dan mengoleksi action figure itu bukanlah hal yang buruk dan masih wajar-wajar saja. 
Yang tidak wajar adalah jika ia menjadi seorang yang tertutup terhadap lingkungan dan hanya berkomunikasi dengan sesama otaku ataupun hanya berkomunikasi lewat dunia maya, itulah hal yang salah dan tidak boleh terjadi dalam diri kita. Hehehe..

Saya sendiri mengakui, kalau saya begitu cinta dengan anime dan manga (namun belum dalam kategori otaku.) Bahkan kesukaan saya dengan anime dan manga membuat saya belajar banyak hal tentang budaya Jepang, bahasanya dan pesan-pesan moral yang terkandung dalam anime dan manga.

Jika saya disuruh pilih menonton anime atau sinetron atau serial barat sekalipun (dengan proporsi cerita yang selevel dan sejenis), saya akan lebih memilih anime. Atau membaca buku apapun, saya akan lebih memilih manga daripada yang lain.
Tapi untuk drama mungkin saya lebih prefer drama taiwan/korea/jepang dibanding drama dalam anime/manga (mungkin karena saya cowok kali ya :D )

Maaf kalo ada salah, cuman mao sharing yang saya tau :p

2 comments:

  1. Keren ^o^
    saya juga Otaku. Terus kalau misal Otaku Dating, sampai ngoleksi action figure sampai segitunya, aku mah nggak =w= ...
    Makasih sama infonya ^o^

    ReplyDelete
  2. Gua Sih gak sampai Sebanyak Itu Koleksi nya =.=

    ReplyDelete